Quantcast
Channel: AutonetMagz :: Review Mobil dan Motor Baru Indonesia
Viewing all 12415 articles
Browse latest View live

Demi Mobil Listrik, Audi Rampingkan Jumlah Pegawai

$
0
0

AutonetMagz.com – Sebenarnya, bukan sebuah rahasia jikalau mengembangkan teknologi mobil membutuhkan banyak biaya. Apalagi, saat ini pabrikan otomotif memiliki 2 fokus utama dalam mengembangkan teknologi mobil mereka. Pertama adalah teknologi kendaraan otonom dan yang kedua adalah teknologi mobil ramah lingkungan, dimana mobil listrik masuk di dalamnya. Nah, tingginya biaya R&D mobil listrik membuat beberapa pabrikan memutar otak, salah satunya adalah Audi. Dan yang dilakukan oleh pabrikan asal Jerman ini adalah mem-PHK pegawainya.

Tentunya langkah dari Audi ini cukup unik, karena biasanya PHK berkaitan erat dengan masalah finansial dari sebuah perusahaan, entah penjualan yang menurun ataupun ada masalah eksternal. Beda cerita, Audi ternyata telah merampungkan kesepakatan dengan serikat pekerjanya terkait optimasi produksi dari dua pabrik mereka di Jerman. Kedua pabrikan tersebut adalah Ingolstadt dan juga Neckarsulm. Nah, optimasi yang dimaksud adlaah dengan melakukan PHK pada sekitar 9.500 orang hingga tahun 2025 mendatang. Terkesan kejam? Awalnya seperti itu, namun pihak Audi dan Serikat Pekerjanya sudah sepakat akan hal ini.

Jadi, Audi tidak hanya melakukan PHK pada karyawan saja, namun juga di ranah manajemen. Langkah ini diambil untuk membuat Audi bisa tetap di jalur yang benar guna menyambut masa depan. Lebih jelasnya, saat pihak Audi melakukan PHK pada sejumlah karyawan tersebut, pabrikan asal Jerman ini juga akan membuka lowongan baru untuk posisi – posisi baru yang disesuaikan dengan rencana masa depan Audi. Contohnya, di pabrik Ingolstadt, Audi akan melakukan rekrutmen sebanyak 2.000 expert yang akan menangani urusan mobil listrik. Secara tak langsung, strategi ini dilakukan untuk ‘mempermudah jalan’ Audi memproduksi / mengembangkan mobil listrik.

Audi juga terus berkomitmen untuk memberikan pelatihan pada generasi muda untuk memegang area penting di masa depan. Bahkan, dalam 3 tahun ke depan, Audi masih akan terus meningkatkan jumlah pegawai muda mereka di kedua pabriknya di Jerman tersebut. Kalau kita biacara hitung – hitungan uang, langkah yang dilakukan oleh Audi ini membuat mereka mampu memperoleh dana segar 6 Milyar Euro yang awalnya harus mereka keluarkan untuk gaji pegawai. Uang tersebut juga akan dialirkan untuk mendanai R&D di bidang elektrifikasi dan juga digitalisasi kendaraan produksi mereka.

Jadi, kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian, kawan.


Pasca 2030, Kemungkinan MINI Hanya Menjual Mobil Listrik

$
0
0

AutonetMagz.com – Masih membahas seputar mobil listrik, kali ini kami akan berpindah dari Audi ke pabrikan asal Inggris yaitu MINI. Yap, kalian tentu tahu bahwa tahun 2019 ini adalah tahun yang penting untuk MINI, utamanya dalam hal elektrifikasi. MINI secara resmi telah memperkenalkan mobil listrik produksi massal mereka yang diberi nama MINI Cooper SE. Nah, mobil ini menjadi awal perjalanan MINI untuk memasarkan mobil listrik. Lantas, bagaimana prospeknya? Dan bagaimana nasib mesin ICE mereka pasca versi listrik diperkenalkan? Mari kita bahas lebih jauh.

Jadi, Bos dari MINI, yaitu Bernd Körber membeberkan bagaimana masa depan dari merk dan produk MINI. Melalui wawancara via Top Gear, Körber menyebutkan bahwa generasi berikutnya dari mobil – mobil MINI akan memiliki dimensi yang lebih kompak dibandingkan dengan MINI 3-Doors yang kita kenal saat ini. Walaupun menjadi lebih kompak, tapi beliau menambahkan bahwa sisi fungsionalitas dan juga ruang dari generasi terbaru MINI tidak akan dikorbankan. Nah, langkah ini sendiri bisa diwujudkan berkat penggunaan teknologi listrik seperti yang kita temukan di MINI SE.

Jadi, bisa dikatakan bahwa generasi terbaru dari MINI nantinya akan didedikasikan untuk varian EV. Lalu, versi mesin ICE-nya? Tenang, mesin ICE masih akan ditawarkan di mobil – mobil MINI terbaru, setidaknya begitu menurut Körber. Hanya saja, Körber memberikan catatan bahwa kemungkinan MINI dengan mesin ICE bisa dijual berdampingan dengan versi EV hingga tahun 2030. Garis bawahi angka 2030, karena bisa jadi pasca tahun 2030, MINI yang dijual di pasar global hanya ditawarkan dengan motor listrik saja.

Körber sendiri tidak menyatakan hal ini secara terang – terangan, namun ada indikasi ke arah sana. MINI sendiri sebelumnya juga sudah menjalin kerjasama dengan pabrikan lokal China yaitu Greatwall. Keduanya membentuk Joint Venture yang akan bertugas memproduksi generasi terbaru dari mobil – mobil MINI di China. Pihak MINI dan Greatwall sendiri akan memulai produksi tersebut di tahun 2022 mendatang. Körber juga menambahkan bahwa teknologi EV terasa sangat cocok dengan MINI. Selain memberikan peforma ciamik dengan akselerasi instan, handling di mobil MINI pun membaik berkat center of gravity yang lebih bagus.

Jadi, kalau memang benar per 2030 MINI tidak menjual mobil ICE lagi, maka apa reaksi kalian? Setuju kah? Atau malah sebaliknya?

Kawasaki ZX-14R Discontinue Setelah Tahun 2020

$
0
0

AutonetMagz.com – Bagi kalian yang merupakan penggemar motor lansiran Kawasaki, maka kalian tentu tahu bahwa sosok Kawasaki ZX-14R adalah salah satu motor Kawasaki yang disegani. Hadir pertama kali di tahun 2006 silam, Kawasaki ZX-14R menjelma menjadi motor sport Kawasaki yang punya tenaga paling besar. Jadi, secara kasta, bisa dikatakan bahwa Kawasaki ZX-14R menduduki posisi tertinggi dari motor- motor sport milik Geng Hijau. Sayangnya, eksistensi dari Kawasaki ZX-14R akan segera berakhir.

Yap, pihak Kawasaki menyebutkan bahwa setelah tahun 2020, Kawasaki ZX-14R tidak akan diproduksi lagi. Artinya, eksistensi dari motor gambot ini akan berhenti di usia 14 tahun saja. Setidaknya, usia dari Kawasaki ZX-14R masih lebih panjang dari mantan rivalnya dari Honda yaitu Honda CBR1100XX yang sudah berhenti diproduksi pada tahun 2007 silam. Sedangkan rival sejatinya yaitu Suzuki Hayabusa juga nasibnya masih terkatung – katung, entah ada suksesornya atau malah menyusul Kawasaki ZX-14R. Oke, kita sedikit flashback ke masa lalu dan menambah pengetahuan tentang motor ini.

Jadi, Kawasaki ZX-14R pertama kali muncul ke publik pada Tokyo Motor Show 2005 silam, dan dijual resmi di tahun 2006. Kawasaki ZX-14R hadir menjadi suksesor dari Kawasaki ZZ-R1200, sehingga motor ini juga dikenal sebagai Kawasaki ZZ-R1400 hingga tahun 2012 silam. Per 2012, nama Kawasaki ZX-14R resmi digunakan. Selama dipasarkan, Kawasaki ZX-14R pernah menggunakan dua mesin yang berbeda. Pertama, Kawasaki ZZ-R1400 mengandalkan mesin 1.352cc, kemudian di tahun 2012 digeser oleh mesin berkubikasi 1.441cc. Mesin 1,4L-nya memiliki tenaga maksimal 200 PS dan torsi maksimal 158 Nm.

Dengan mesin yang besar, tentu Kawasaki ZX-14R memiliki figur akselerasi dan top speed yang ciamik. Di generasi awal, Kawasaki ZX-14R bisa berlari hingga 299 km/jam, dan akselerasi dari keadaan diam hingga 100 km/jam mampu ditempuh hanya dalam 2,5 detik, edian. Sosok Kawasaki ZX-14R sendiri kini sudah mulai ‘tergerus’ oleh kehadiran adik – adiknya yang menggunakan teknologi induksi paksa. Yap, Kawasaki H2, dan Kawasaki H2 SX perlahan namun pasti mulai menggeser eksistensi dari Kawasaki ZX-14R. Keputusan Kawasaki untuk menghentikan penjualan motor seberat 269 kg ini tentu membuat motor ini bakal menjadi barang koleksi.

Jadi, bagaimana menurut kalian? Ada yang pernah mencoba Kawasaki ZX-14R di Indonesia?

Lambretta Indonesia Resmikan Dealer Perdana

$
0
0

AutonetMagz.com – Peperangan memang tak pernah mengenal
tempatnya. Baik di darat, laut, udara, bahkan dunia otomotif sekalipun
rivalitas tak dapat terhindarkan. Baik itu pabrikan motor, mobil, hingga truk sekalipun memiliki rival dalam medan perang segmennya masing-masing. Salah satu contohnya adalah dua pabrikan skuter terkenal asal Italia ini, Innocenti dan Piaggio, atau mungkin anda lebih mengenal keduanya lewat karya abadi mereka yaitu Lambretta dan Vespa. Kali ini, peperangan mereka sejak 1947 berlanjut hingga sampai ke Tanah Air kita tercinta.

Lambretta menunjukkan keseriusan mereka untuk menerjang pasar skuter premium yang didominasi oleh rivalnya, dengan membuka dealer resmi pertama mereka di Indonesia pada Rabu (27/11) lalu. Dealer yang bertempat di Jl. Ampera Raya no. 4A, Jakarta Selatan itu sudah menyediakan layanan 3S (sales, service, dan spare parts) dan diresmikan oleh PT Skuter Motor Indonesia (SMI) selaku distributor resminya. Adrianus Donny, Marketing Manager PT SIM mengatakan, “Kepuasan dan kenyamanan Lambretthusiast adalah prioritas utama Lambretta. Karenanya, Lambretta Jakarta menjadi dealer resmi pertama Lambretta di Indonesia yang desainnya cukup vibrant dan classy sesuai karakter skuter Lambretta sendiri.” Setuju, melihat secara langsung dealer perdana Lambretta di Indonesia, kesan modern classic serta produk dari pabrikan skuter retro ini memang tercermin jelas lewat desain eksterior maupun interiornya dealer-nya.

“Lambretta Jakarta adalah bentuk dari komitmen dan antusiasme untuk pertumbuhan Lambretta di Indonesia. Lebih dari sekadar showroom, kami harap Lambretta Jakarta dapat menjadi ‘casa’ atau rumah bagi Lambretthusiast untuk berkumpul dan mengapresiasi salah satu skuter terbaik dunia,” ucap Ade Sulistioputra selaku CEO PT Brum Brum yang menjadi induk perusahaan PT SMI. Selain kedua orang tersebut, Walter Scheffrahn yang menjabat sebagai Owner Lambretta Worldwide juga turut meramaikan momen bersejarah bagi Lambretta tentunya dan juga Indonesia sendiri.

Dengan dibukanya dealer ini,layanan after sales Lambretta punresmi beroperasi tiap hari dengan jam yang berbeda-beda, yaitu:

  • Senin – Jum’at: 10.00 – 19.00 WIB
  • Sabtu               :09.00 – 17.00 WIB
  • Minggu            :07.00 – 14.00 WIB

Untuk menghubungi layanan after sales Lambretta, anda bisa menghubungi 0817 6901 947 atau (021) 2780 8399 serta Instagram resmi Lambretta Indonesia yaitu @lambrettaid.

Kemunculannya pada gelaran Telkomsel Indonesia Internasional Motor Show (IIMS 2019) beberapa bulan lalu memang cukup disambut baik oleh masyarakat Indonesia karena memang brand Lambretta sebelumnya sudah diketahui oleh banyak kalangan. Terlebih pabrikan yang memiliki basis di Milan, Italia ini menggalakkan after sales service mereka dan juga menguatkan kesan heritage pada produknya sebagai strategi untuk menarik hati masyarakat Indonesia, wah bisa jadi kuda hitam nih.

Semua tergantung kepada anda kembali, para konsumen dan juga calon konsumen Lambretta Indonesia. Jadi, tertarik untuk menjadi bagian dari sejarah Lambretta di Indonesia dan juga dunia? Berikan komentarmu mengenai Lambretta dan juga karyanya yaitu V125 Special dan juga V200 Special pada kolom komentar di bawah ya.

Final Audi Sport R8 Cup 2019: Pembalap Indonesia Menang Banyak!

$
0
0

Kuala lumpur, Autonetmagz.com – Bertempat di sirkuit Sepang, Malaysia, Audi Sport mengadakan seri terakhir Audi Sport R8 LMS Cup, sekaligus menutup Audi Sport R8 Cup yang sudah digelar selama 8 tahun sejak 2012 ini.

Sayang sekali juara tahun ini gagal dipertahankan oleh pembalap Indonesia, Andrew Haryanto yang kali ini harus merelakan gelarnya diambil oleh pembalap Australia, Yasser Shahin melalui 2 sprint yang seru. Di Sabtu malam, dimana Sprint race pertama dilakukan sebagai Night race dan sekaligus wet race karena hujan, Yasser berhasil menyalip Andrew yang pada sesi itu mendapatkan pole position, dan berhasil mempertahankan posisinya sampai finish, sekaligus melebarkan jarak point di klasemen terhadap pesaing terdekatnya.

Namun pada race di Minggu siang, lagi-lagi pembalap Indonesia, Andrew Haryanto berhasil mencetak pole position, dan mempertahankan posisinya sampai finish, dengan jarak sampai 12 detik terhadap posisi kedua. Namun, Yasser Shahin tetap dapat mempertahankan point di klasemen dengan finish ke 5 sekaligus merebut gelar juara Audi Sport R8 Cup 2019 ini dan berhak mendapatkan hadiah satu buah Audi R8, dan satu kursi di ajang Suzuka 10h endurance race untuk tahun 2020.

Sedangkan Andrew haryanto, biarpun hanya menempati posisi ketiga di klasemen akhir, tapi beliau mampu memenangkan beberapa penghargaan sebagai Pembalap dengan lap time tercepat yang membuatnya diganjar Piala oleh Pirelli, dan juga satu buku tentang pengalaman balap ketahanan Le Mans, yang ditulis dan ditandatangani sendiri oleh Tom Kristensen selaku 9 kali juara Le Mans. Selain itu Andrew juga mendapatkan satu kursi team mendampingi Yasser Shahin di ajang Suzuka 10h endurance race untuk tahun 2020 akan datang.

Selain itu di ajang yang sama di kelas GT4, biarpun pembalap Indonesia lainnya, Anderson Tanoto mampu memenangkan sprint race pertama, namun dia gagal menyelesaikan sprint race kedua di hari Minggu dan merelakan podium jatuh ke tangan Sheng Yanwen yang mampu finish pertama di race kedua, sekaligus menobatkan Sheng sebagai juara GT4 Audi Sport R8 musim 2019 ini. Jadi bagaimana menurut kalian?

Era Baru Balapan GT di Asia: Seluruh Customer Audi di Asia Bisa Berpartisipasi!

$
0
0

Kuala Lumpur, AutonetMagz.com – Setelah menyelesaikan seri terakhir Audi Sport R8 Cup 2019 selaku ajang balapan Full spec GT3 dan GT4 untuk customer tersukses di dunia, Audi Sport memutuskan untuk merubah format kejuaraan mereka di 2020 mendatang dengan menjabarkan detail dari Audi Sport Asia Trophy dan akan mengundang customer atau pembalap-pembalap privateer yang berminat untuk berpartisipasi di kejuaraan ini.

Di format baru ini, Audi Sport akan menggunakan system point-scoring, dengan aturan dimana seluruh customer yang menggunakan mobil Audi (R8 GT2, GT3, GT4 atau RS3 LMS) untuk membalap di ajang-ajang balapan GT di seluruh Asia, akan bisa mendapatkan kesempatan untuk mengumpulkan point dan bersaing di klasemen bersama untuk merebutkan hadiah utama sebesar EUR 100.000 dalam bentuk support dan entry untuk Suzuka 10 Hours GT3 Championship yang akan dibiayai penuh oleh Audi Sport.

Keputusan Audi Sport untuk merubah format ini didasari oleh telah berkembangnya kompetisi GT car di Asia, sejak mereka memulai ajang Customer GT Cup ini dari tahun 2012. Pernyataan dari Martin Kuehl selaku Director of Audi Sport menegaskan bahwa ‘Ketika kita memulai Audi Sport R8 LMS Cup di 2012, Balapan GT di Asia masih di tahap-tahap awal. Sejak itu, kejuaraan ini telah menjadi pendorong utama dalam perkembangan segmen balapan GT. Sekaligus sebagai ajang balapan pertama dan satu-satunya One-Make Series untuk mobil-mobil Full-spec GT3 yang sudah mencapai tujuannya, Sekarang kita masuk ke babak selanjutnya.’

Untuk Indonesia sendiri, Audi Indonesia sedang mempertimbangkan untuk mengadakan road show memperkenalkan Audi R8 LMS GT3 ke customer, calon customer, maupun enthusiast balap di Indonesia di tahun 2020 mendatang. Dengan harapan akan terjaring bakat-bakat, dan minat-minta dari para enthusiast balap, pembalap privateer dan customer Audi untuk mencoba menggunakan Audi R8 di ajang kejuaraan balap di seluruh Asia sekaligus berpartisipasi di Audi Sport Asia Trophy 2020.

Jadi, Kita tunggu saja langkah Audi Sport dan Audi Indonesia ke depannya. Bagaimana menurut kalian?

All New Yamaha N-Max Dirilis, Jadi Makin Canggih!

$
0
0

AutonetMagz.com – Bersamaan dengan peluncuran dari Yamaha XSR155, pihak Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) juga memperkenalkan versi terbaru dari Yamaha N-Max 155. All New Yamaha N-Max 155 hadir dengan tampilan baru yang kini lebih modern dan juga fitur yang jauh lebih komplit dibandingkan versi sebelumnya, bahkan dibandingkan dengan beberapa kakaknya. Lantas, apa saja yang berubah dari All New Yamaha N-Max 155 ini? Yuk kita bedah.

Desain Baru

Pertama, kita akan bicara mengenai desain dari motor ini, kalau dibandingkan dengan Yamaha N-Max 155 versi lawas, sebenernya masih ada cukup banyak komponen yang bentuknya sekilas sama. Lihat saja bentuk body depan motor ini, hingga ke part body sampingnya yang sekilas sama, tapi nyatanya detailnya berbeda.

Kita mulai dari depan, lampu utama dari All New Yamaha N-Max 155 masih menggunakan model lampu LED tapi kini housing-nya jadi lebih sipit dan ada LED DRL. Sedangkan windshield-nya kini juga menggunakan model baru, sama dengan spatbor depannya. Lampu sein tetap diletakkan di sisi samping body, tapi posisinya kini agak ke bawah dan tak sebesar versi lawasnya.

Di sisi samping terlihat bahwa All New Yamaha N-Max 155 masih mengkombinasikan warna doff dan glossy, serta dek untuk kaki pengemudi masih terlihat lebar dan nyaman. All New Yamaha N-Max 155 kini mendapatkan desain konsol depan baru dengan posisi saklar untuk membuka jok, menghidupkan kontak, dan membuka penutup tangki bensin berada di sisi tengah di bawah stang.

Sedangkan di sisi kanannya terdapat laci tertutup, dan sebelah kiri terdapat laci model terbuka. All New Yamaha N-Max 155 menggunakan penutup radiator model baru, dan juga cover knalpot model baru. Sedangkan spatbor belakangnya terlihat lebih pendek, menemai lampu belakang baru.

Oiya, lampu belakang barunya ini dibuat split alias terpisah seperti milik Yamaha X-Max 250. Untuk lampu remnya sudah LED, sedangkan lampu sein masih halogen. Dengan lampu belakang baru ini, All New Yamaha N-Max 155 memiliki bentuk buritan baru yang lebih meruncing nan sporty, serta menjawab komplain beberapa pecintanya dahulu yang mengatakan buritan Yamaha N-Max 155 bak motor matik asal Taiwan. Masih dalam hal desain, All New Yamaha N-Max 155 juga dibekali dengan panel instrumen baru yang kini lebih mengotak dan lebih besar. Panel instrumen ini sekilas mirip milik Yamaha Aerox 155, hanya saja warnanya monokrom.

Fitur Melimpah

Nah, fokus kedua dari All New Yamaha N-Max 155 selain urusan desain ada pada fitur. Jujur saja, All New Yamaha N-Max 155 tampil dengan fitur baru yang tergolong banyak.

Pertama, All New Yamaha N-Max 155 sudah dibekali dengan Smart Motor Generator yang membuat starter motor lebih halus, dilanjutkan dengan start stop system, dan juga traction control system. Belum selesai, All New Yamaha N-Max 155 juga dibekali dengan dual channel ABS, dan juga smart key system. Oiya, di laci terbuka yang berada di sisi kiri pengemudi juga terdapat power socket untuk mengisi daya gadget. Lampu hazard dan juga panel instrumen digital dengan switch control di dekat tuas rem kiri bisa kita temui di motor ini.

Dan fitur terakhir yang paling keren dari All New Yamaha N-Max 155 adalah munculnya Yamaha Motorcycle Connect alias Y-Connect. Fitur Y-Connect di motor ini menggunakan basiskoneksi bluetooth yang terbubung dengan smartphone. Aplikasi ini akan memberikan monitoring data seperti notifikasi telepon dan pesan, parking location terakhir, rekomendasi maintenance (Untuk oli dan aki motor), konsumsi BBM, dan juga notifikasi untuk malfungsi. Selain itu, sistem ini juga bisa menampilkan informasi daya smartphone kalian, dan notifikasi email. Jadi bisa dikatakan fitur ini membuat motor ini ojol friendly.

Spek Mesin & Varian

All New Yamaha N-Max 155 hadir dengan mesin 155cc SOHC VVA yang sebenarnya masih sama dengan pendahulunya. Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 15 PS pada 8.000 rpm dan juga torsi maksimal 14,4 Nm pada 6.000 rpm. Untuk varian, All New Yamaha N-Max 155 dilepas dengan 2 varian yaitu varian standar dan varian ABS/Connected. Perbedaanya, varian standar tidak akan mendapatkan fitur Y-Connect, Dual Channel ABS, Traction Control, dan Smart Key. Sedangkan versi ABS/Connected mendapatkan semuanya. Sayangnya, pihak YIMM belum mengumbar banderol dari motor Maxi Scooter mereka ini.

Jadi, dengan fitur baru dan juga improvement di sisi tampilan, apakah menurut kalian All New Yamaha N-Max 155 bisa bersaing lebih sengit dengan Honda PCX 150? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.

Banyak juga warganet yang mengomentari Yamaha N-Max baru.

Yamaha WR155R Hadir di Indonesia, Harga 36 Jutaan!

$
0
0

AutonetMagz.com – Yamaha Indonesia yang digawangi oleh Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) nampaknya ingin habis – habisan di penghujung tahun 2019 ini. Setelah memperbaharui maxi scooter andalan mereka melalui All New Yamaha N-Max 155 dan memperkenalkan produk baru Yamaha XSR155, pihak YIMM juga membawa produk baru lainnya yaitu Yamaha WR155R. Sesuai dengan namanya, Yamaha WR155R masuk ke dalam segmen motor trail offroad atau trail enduro, namun spesifikasi yang diusung agak berbeda dengan rival yang sudah ada sekarang.

Desain & Fitur

Oke, seperti biasa, kita mulai pembahasan kali ini dengan melihat aspek desain terlebih dahulu. Berhubung Yamaha WR155R adalah sebuah motor trail, maka secara desain tentu tidak akan jauh berbeda dengan motor – motor trail pada umumnya. Yamaha WR155R menggunakan lampu depan halogen dengan bentuk housing yang sekilas mirip Yamaha MX-King versi lawas. Lampu sein halogen juga diberikan di motor ini, dan sudah ada lampu hazard pula.

Yamaha WR155R menggunakan spatbor depan ala motor trail yang panjang, dan di sisi samping ada shroud minimalis di sisi kanan dan kiri tangkinya. Jok di motor ini khas motor trail yang landai dan mengikuti bentuk body, serta buritannya yang meruncing dengan lampu minimalis. Untuk urusan fitur, Yamaha WR155R sendiri mendapatkan panel instrumen digital yang menampilkan speedometer, odometer, trip meter, rata – rata konsumsi BBM, indikator gigi, dan juga jam digital.

Spesifikasi Teknis

Nah, sebagai sebuah motor trail, maka poin penting yang diusung oleh Yamaha WR155R ada pada spesifikasi teknisnya. Yamaha WR155R dibekali dengan mesin 155cc SOHC VVA yang mana mirip – mirip dengan milik Yamaha XSR155. Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal di angka 16,7 PS pada 10.000 rpm dan torsi maksimal 14,3 Nm pada 6.500 rpm. Nah, kalau kita bicara angka diatas kertas, jelas motor ini unggul dari sisi tenaga dan torsi kalau dibandingkan dengan kedua rivalnya dari Honda dan Kawasaki. Tapi, kalian perlu tahu bahwa capaian ini berbeda karena Yamaha WR155R punya kubikasi yang lebih besar 5cc, dan juga penggunaan teknologi katup variabel (VVA).

Oiya, Yamaha WR155R juga berbeda dengan kedua rivalnya karena telah menggunakan radiator sebagai sarana pendingin mesin, sedangkan rivalnya masih air cooled. Untuk urusan rangka, Yamaha WR155R mengandalkan model semidouble cradle, yang disokong dengan suspensi depan 41mm dan juga suspensi belakang linked-type monocross dengan gas, oil & adjustable preload. Untuk velg sendiri menggunakan model jari – jari berbahan aluminium yang dibalut dengan ban dual purpose. Untuk pengereman, Yamaha WR155R mengandalkan disc brake model wave baik di sisi depan maupun belakang.

Yamaha WR155R sendiri bakal dilepas dengan dua opsi warna yaitu biru khas Yamaha dan warna hitam. Harga dari motor ini sendiri ada di angka 36,9 jutaan Rupiah yang merupakan harga perkenalan untuk pemesanan online. Oiya, kalau kalian mau memesan Yamaha WR155R, kalian bisa memesan motor ini mulai hari ini jam 6 sore hingga 31 Januari 2020. Jadi, bagaimana menurut kalian sosok Yamaha WR155R?


Datsun Bertahan di India & Rencanakan Produk Baru

$
0
0

AutonetMagz.com – Sebelumnya, isu mengenai berhentinya produksi Datsun di Indonesia sudah menyebar kemana – mana walaupun hingga detik ini masih belum ada informasi secara resmi dari pihak NMI. Namun, kondisi yang berbeda malah terjadi di India, dimana Datsun dikabarkan masih akan bertahan di Negeri Bollywood tersebut. Malahan, merk satelit dari Nissan ini akan memperkenalkan produk baru di India pada tahun 2020 mendatang. Yuk kita bahas.

Mengutip informasi via Nikkei, pasca turunnya Carlos Ghosn dari tahtanya di Nissan, gonjang ganjing melingkupi merk asal Jepang ini. Dan guna menetralisir kondisi ini, pada bulan oktober lalu pihak Nissan sempat mengumumkan akan mengkaji ulang bisnis mereka, termasuk melakukan perubahan strategi bisnis untuk mengembalikan kondisi mereka. Nah, beberapa hari lalu, pihak Nissan telah resmi menunjuk Makoto Uchida sebagai suksesor dari Hiroto Saikawa di kursi CEO Nissan. Dan dari penunjukan ini, muncul keputusan untuk mengakhiri produksi dari mobil Datsun di Russia dan di Asia Tenggara.

Jika merujuk ke Asia Tenggara, maka tentunya pabrik Indonesia-lah yang dimaksud. Di Indonesia sendiri, selama tahun 2019 ini pihak Datsun hanya menjual 5.921 unit mobil secara wholesales, sebuah angka yang buruk untuk segmen mobil murah. Sedangkan di Russia, penjualan Datsun di 2018 silam ada di angka 20.000 unit yang mana sudah turun sebanyak 20% dari tahun sebelumnya. Dan kalau ditotal, penjualan Datsun yang selama ini beroperasi di 10 negara ternyata hanya menyumbang 1% dari total penjualan global Nissan. Angka yang tentunya jauh di bawah angan – angan Ghosn saat menghidupkan kembali merk ini.

Walaupun begitu, pihak Nissan nampaknya masih ingin berjuang untuk eksistensi merk Datsun dengan terus mempertahankan operasional mereka di India. Bahkan, Datsun akan memperkenalkan sebuah SUV kompak baru di tahun 2020 mendatang dengan panjang tak lebih dari 4 meter. Jika melihat spesifikasi tersebut, nampaknya Renault Triber bisa saja menjadi basis dari mobil ini, tapi itu baru dugaan kami. Selain di India, pihak Datsun akan memulai produksi mobil mereka di Pakistan dalam waktu dekat.

Jadi, bisa dikatakan pihak Nissan bukan menutup total operasional dari Datsun, namun melakukan evaluasi di market mana mereka sudah tak memungkinkan beroperasi. Kalau menurut kalian bagaimana, kawan? Masih berharap Datsun tetap eksis di tanah air? Atau biarkan NMI fokus dengan Nissan saja?

Suzuki Ertiga Berpeluang Untuk Menjadi Mobil Listrik

$
0
0

AutonetMagz.com – Sedikit flashback ke perjalanan kami ke India beberapa minggu lalu, beberapa kota besar di India nampak sudah berada dalam kondisi udara yang buruk. Tingginya tingkat polusi di negara tersebut memaksa Pemerintah untuk memperketat standar emisi menjadi BS-VI atau setara Euro6. Nah, disaat yang bersamaan, mobil diesel yang selama ini menjadi primadona di India pun mulai tergerus.

Dan salah satu solusi paling masuk akal untuk berpindah dari mesin diesel sembari memperbaiki kualitas lingkungan adalah beralih ke mobil listrik. Termasuk yang sedang direncanakan pihak Maruti Suzuki. Mengutip informasi via GaadiWaadi, pihak Maruti Suzuki saat ini memang tengah mempersiapkan kehadiran mobil listrik pertama mereka. Dan mobil tersebut menggunakan basis dari Suzuki Wagon R versi Jepang. Nah, mobil ini dikabarkan akan hadir di tahun 2020 mendatang. Namun kami tidak akan membahas mengenai mobil mungil ini, karena ada informasi lain yang lebih menarik, yaitu mengenai mobil listrik kedua yang akan digarap pasca kehadiran Suzuki Wagon R EV.

Sumber menyebutkan bahwa ada 2 mobil yang masuk dalam feasibility study terkait memungkinkan atau tidak mobil tersebut untuk beralih menggunakan motor listrik. Dan kedua mobil tersebut adalah Suzuki Ertiga dan Suzuki Ciaz. Kenapa Suzuki Ertiga? Mudah saja, karena LMPV tersebut laris manis di India, sedangkan Suzuki Ciaz pun sama, dimana kalian akan sangat mudah menemukan sedan di negeri tersebut. Nah, feasibilitystudy tersebut sudah berjalan, dan mengeluarkan hasil positif untuk Suzuki Ertiga. Bahkan kabarnya lampu hijau sudah diberikan untuk melakukan R&D guna mewujudkan Suzuki Ertiga EV.

Untuk saat ini, pihak Maruti Suzuki di India sendiri telah menjual Suzuki Ertiga dalam beberapa opsi mesin, antara lain mesin K15B bensin seperti yang kita kenal di Indonesia namun dengan tambahan sistem mild hybrid ala Suzuki yaitu SHVS. Lalu masih ada juga mesin DDiS 225 yang berkubikasi 1.500cc Diesel, serta mesin S-CNG yang menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. Kehadiran Suzuki Ertiga EV sendiri tentunya bakal memberikan opsi baru, serta menjadi peralihan jikalau nantinya standar emisi makin ketat dan tak memungkinkan bagi Suzuki untuk mengembangkan mesin baru lagi.

Nah, jikalau nanti diperkenalkan, bisa jadi Suzuki Ertiga EV juga mampir ke Indonesia. Namun dengan satu syarat, saat infrastruktur pendukung EV sudah jelas, dan regulasi terkait EV sudah berjalan maksimal. Jadi, bagaimana menurut kalian?

Yamaha Xabre Segera Discontinue, MT-15 Ambil Alih Pasar

$
0
0

AutonetMagz.com – Masih ingat kah kalian saat pertama kali Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memperkenalkan sosok Yamaha Xabre hampir 4 tahun lalu? Kala itu, motor yang juga dikenal dengan nama Yamaha M-Slaz di Thailand tersebut cukup membuat geger dunia persilatan roda 2 di tanah air. Bagaimana tidak, sebuah motor naked nan bengis dengan karakter berkendara yang cowok banget dan suspensi USD serta lampu LED menjadi sebuah paket komplit yang susah ditolak. Sayangnya, harapan dan kenyataan memang susah sejalan bagi motor ini.

Dalam peluncuran trio motor 155cc terbaru di Jakarta kemarin, Manager Public Relation YIMM, Antonius Widiantoro menyebutkan bahwa kiprah dari Yamaha Xabre di pasar otomotif Indonesia bakal resmi berakhir. Kiprah dari motor berbasis Yamaha R15 v2 tersebut disebutnya akan selesai pasca stok unit motor ini sold out. Tak jelas kapan Yamaha Xabre berhenti diproduksi, namun yang jelas motor ini dalam beberapa waktu terakhir bak ‘pelengkap’ saja di dalam line up produk Yamaha. Kehadiran Yamaha MT-15 yang mengusung konsep mirip dan mesin lebih baru kian mengikis pasar dari Yamaha Xabre.

Jika mengacu pada harga jual di situs resmi Yamaha, Yamaha Xabre dipasarkan dengan harga 30,7 jutaan Rupiah OTR Jakarta. Angka tersebut jelas jauh lebih murah dibandingkan dengan Yamaha MT-15 yang dijual di angka 35,6 jutaan Rupiah OTR Jakarta. Tapi, jujur saja sosok Yamaha MT-15 memiliki bentuk yang lebih wah dan beraura MT-Series dibandingkan dengan Yamaha Xabre. FYI, Yamaha Xabre sendiri menggunakan mesin 150cc lawas milik Yamaha yang dahulu juga digunakan oleh Yamaha V-Ixion Advance. Mesin tersebut menghasilkan tenaga 16,3 PS pada 8.500 rpm dan torsi 14,3 Nm pada 7.500 rpm.

Beberapa selling value dari Yamaha Xabre yang di-highlight pada awal kemunculannya adalah suspensi depan menggunakan USD dengan laburan warna emas yang catchy. Lalu ada juga lampu LED di sisi depan, dan swing arm aluminium model banana di sisi belakang. Panel instrumen full digital dengan model inverted alias terbalik pun juga ada di motor ini. Bagi kalian yang ingin memiliki motor 150cc dengan tampilan yang bengis dan kaki – kaki yang mirip dengan Yamaha MT-15, maka Yamaha Xabre bisa menjadi alternatif yang menarik, setidaknya jika barangnya masih ada.

Nah, bagaimana menurut kalian, kawan? Apakah ada yang masih membidik motor ini? Yang jelas segera tebus saja sebelum kehabisan. Yang punya pengalaman dengan Yamaha Xabre juga boleh komen di bawah sob.

Teaser All New Mercedes-Benz GLA Disebar, Rilis Minggu Depan!

$
0
0

AutonetMagz.com – Sudah hampir 2 tahun semenjak pihak Mercedes-Benz memperkenalkan generasi terbaru dari Mercedes-Benz A-Class. Dan selama ini, pihak Mercedes-Benz telah memperkenalkan pula beberapa mobil yang diturunkan dari basis A-Class, sebut saja Mercedes-Benz B-Class, Mercedes-Benz CLA-Class, dan juga Mercedes-Benz A-Class Sedan. Tapi, masih ada 1 lagi mobil berbasis A-Class yang belum diperbaharui oleh pihak Mercedes-Benz, dan mobil tersebut adalah Mercedes-Benz GLA.

Tapi tenang saja, karena pihak Mercedes-Benz sebenarnya sudah menggarap generasi terbaru dari Mercedes-Benz GLA sejak beberapa waktu lalu. Dan kini, mobil tersebut sudah siap untuk show off kepada publik. Pihak Mercedes-Benz juga sudah menyebarkan teaser dari Mercedes-Benz GLA terbaru, yang terdiri dari foto interior dan foto eksterior sampingnya. Nah, mari kita bahas detail yang nampak pada kedua foto ini. Dimulai dari sisi eksterior, terlihat bahwa All New Mercedes-Benz GLA masih akan tampil dengan proporsi yang kompak ala crossover. Lampu depannya nampak sedikit terlihat, dan agaknya bukan lampu predator seperti versi hatchback-nya.

Selain itu, nampak juga bahwa bumper depan mobil ini bakal terlihat sporty, sedangkan roof rail masih menjadi standar di atapnya. Untuk lampu belakangnya juga terlihat masih menggunakan LED bar. Untuk foto interior, nampak juga All New Mercedes-Benz GLA menggunakan setir yang mirip dengan milik All New Mercedes-Benz A-Class, apalagi bentuk kisi AC-nya yang sporty. Untuk panel instrumen juga terlihat sudah menggunakan model full digital dengan bentuk layar yang mengotak. Interiornya didominasi warna hitam dengan jahitan berwarna merah, dan di spionnya terlihat indikator blind spot monitoring.

Mercedes-Benz GLA Yang masih dijual saat ini

Kabarnya, All New Mercedes-Benz GLA juga akan dibekali dengan beberapa teknologi canggih lain, seperti active brake assist yang bisa mendeteksi obyek seperti pejalan kaki. Secara dimensi, All New Mercedes-Benz GLA dikabarkan lebih pendek dibandingkan pendahulunya, namun ruang kabinnya diklaim lebih lega. Selain itu, All New Mercedes-Benz GLA juga akan bertambah tinggi 10cm dibandingkan versi lawasnya. All New Mercedes-Benz GLA sendiri akan diungkap ke publik pada hari Rabu, 11 Desember 2019 mendatang. Jadi, kita nantikan saja bagaimana sosok All New Mercedes-Benz GLA, akankah memberikan kita kejutan seperti versi hatchback-nya.

Kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini, kawan.

BMW : Teknologi Listrik Belum Cocok Untuk Divisi M

$
0
0

AutonetMagz.com – Sebagai salah satu pabrikan otomotif terkemuka di dunia, pihak BMW juga diketahui sedang getol untuk mengembangkan teknologi mobil listrik mereka. Nah, disaat yang bersamaan, muncul beberapa pertanyaan tentang elektrifikasi di divisi mobil kencang mereka yaitu BMW M. Salah satu pentolan dari BMW M sendiri memberikan jawaban mengenai masa depan BMW M dan kemungkinan akan masuknya elektrifikasi ke dalam divisi peforma tersebut. Mari kita bahas.

Mengutip pernyataan Manager of Product BMW M, Carsten Pries via CarsGuidedi sela – sela Los Angeles Auto SHow 2019, BMW M nampaknya belum mempertimbangkan motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak di mobil – mobil mereka. Carsten menyebutkan bahwa bobot dari baterai adalah alasan utama mengapa BMW M belum mempertimbangkan penggunaan teknologi listrik, setidaknya untuk saat ini.Carsten mengatakan bahwa cukup susah untuk pihaknya memprediksi kapan teknologi EV akan siap untuk BMW M, atau setidaknya cukup bagus untuk diterapkan di divisi mereka.

Carsten memberikan contoh seperti penggunaan teknologi AWD dan Turbo di masa lalu. Beliau menyebutkan bahwa saat teknologi Turbocharger menjadi tren, pihak BMW masih menahan diri untuk tidak menggunakan teknologi tersebut di masa lalu. Alasannya, pihak BMW menanti hingga sudah ada teknologi Turbo yang sesuai dengan karakter BMW M. Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah memberi nilai tambah dalam hal driving dynamics, agility, dan precision. Kondisi yang sama juga diberlakukan pada teknologi EV yang berkembang saat ini, pihak BMW M akan menunggu terlebih dahulu.

Carsten menyebutkan bahwa saat ini mobil dengan teknologi EV cenderung memiliki beban yang lebih besar, sehingga teknologi tersebut baru pas untuk BMW M jikalau bobotnya sudah berkurang. Carsten juga berkomentar terkait Porsche Taycan, dan menyebutkan bahwa divisi M BMW tidak ingin bersikap reaktif dan seolah latah dengan tren yang ada saat ini. Jadi, untuk sementara ini, nampaknya BMW M masih akan terus menggunakan mesin ICE hingga ada solusi pasti terkait bobot dari baterai mobil listrik.

Kalau menurut kalian bagaimana? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.

IIMS Motobike Expo 2019 Sukses Hadirkan Puluhan Ribu Pengunjung

$
0
0

AutonetMagz.com – Bagi para penggemar roda dua, khususnya yang bermukim di kawasan Jabodetabek, tentu kalian tahu acara apa yang sempat digelar pada weekend lalu kan? Yap, ada gelaran IIMS Motobike Expo 2019 yang merupakan seri perdana dari gelaran khusus roda dua tersebut. Acara ini yang berlangsung pada 29 November – 1 Desember 2019 dan ternyata berhasil menorehkan catatan positif. Mari kita bahas bagaimana capaian dari acara ini.

Jadi, IIMS Motobike Expo 2019 diselenggarakan selama 3 hari lamanya, dan diikuti oleh 16 merk kendaraan roda dua, serta puluhan merk aftermarket yang bergerak di segmen roda dua. Dalam tiga hari penyelenggaraan, total pengunjung yang hadir tercatat 31.339 orang, sebuah angka yang menggembirakan. Sedangkan berdasarkan data penjualan yang dilaporkan pemegang merek kendaraan roda dua dan aftermarket, tercatat jumlah transaksi yang terjadi selama gelaran ini mencapai Rp 11 miliar Rupiah. Total transaksi merupakan akumulasi dari total unit kendaraan yang terjual, sejumlah 133 unit sepeda motor dengan nilai sebesar Rp 9,4 miliar.

Sedangkan merek aftermarket berhasil meraup total transaksi senilai Rp 1,6 miliar. Namun jumlah tersebut masih terus berkembang mengingat belum semua Agen Pemegang Merek (APM) menyampaikan data penjualannya. “Pencapaian IIMS Motobike Expo 2019 sebagai event perdana cukup fenomenal. Dengan persiapan kurang lebih empat bulan, hasil ini bisa menjadi tolak ukur bagi penyelenggaraan berikutnya. Kami mengucapkan banyak berterima kasih kepada para sponsor, peserta, pemerintah, komunitas dan seluruh pecinta otomotif di Indonesia. Karena Anda, acara ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses,” ujar Hendra Noor Saleh, Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo.

Melihat tingginya antusiasme peserta maupun pengunjung yang hadir, pameran tahun ini merupakan awal dari kisah rangkaian IIMS Motobike Expo yang akan diadakan setiap tahun. “Tahun depan kami mengubah nama event ini menjadi IIMS Motobike Show 2020. Kami tetapkan Juli 2020 sebagai bulan penyelenggaraan karena kami rasa itulah bulan yang paling sesuai. Harapan kami, antusiasme peserta dan pengunjung lebih meningkat dibandingkan tahun ini. Pasalnya, kami akan menyuguhkan acara-acara yang akan jauh lebih menarik bagi pecinta kendaraan roda dua. Kami juga berharap pameran ini dapat membantu mendorong peningkatan industri motor di Indonesia,” kata Kohen.

Jadi, untuk kalian yang menantikan acara ini, IIMS Motobike Show 2020 akan hadir di bulan Juli 2020 mendatang. Bagaimana menurut kalian, kawan?

Studi : Taksol Berkontribusi Tambah Polusi Udara di Eropa

$
0
0

AutonetMagz.com – Tenang – tenang, jika ada diantara kalian yang berprofesi sebagai mitra taksi online, kami tidak berusaha untuk menyudutkan kalian kok. Jadi, ada sebuah studi yang dilakukan di Eropa yang mempelajari tentang dampak yang dihasilkan oleh taksi online alias ride hailing di kawasan tersebut terhadap lingkungan mereka. Dan hasilnya, ternyata layanan ride hailing berkontribusi menambah polusi udara di beberapa kota di Eropa. Mari kita bahas lebih lanjut.

Studi ini dilakukan oleh Transport & Environment’s (T&E), sebuah organisasi berusia 30 tahun yang khusus bergerak di bidang mobilitas yang aman untuk kesehatan, iklim, dan lingkungan manusia. Nah, sebelum kita beranjak ke hasil studi, kita harus membahas dahulu sebuah tujuan mulia munculnya layanan ride sharing / ride hailing atau yang di negara kita dikenal dengan nama taksi online (taksol). Salah satu tujuan mulianya adalah untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sehingga jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalan pun berkurang dan polusi bisa sedikit ditekan.

Oke, itu adalah kondisi idealnya, dimana kita tentu berharap yang terbaik dengan solusi tersebut. Tapi, hasil studi Transport & Environment’s malah berbicara lain. Transport & Environment’s melakukan studi di beberapa kota besar di Eropa, seperti Paris, London, dan juga Brussels. Hasilnya, layanan ride sharing seperti Uber dan Lyft disebut berkontribusi memperburuk polusi di kota – kota tersebut. Sebagai contoh, di London T&E menyebutkan bahwa setelah ada layanan ride sharing, maka permintaan akan layanan semacam itu naik sebesar 25%.

Di penghujung tahun 2018 saja, Uber memiliki 45.000 driver di kota London saja, yang mana sudah separuh dari driver taksol di Kota tersebut. Hasilnya, ada peningkatan karbon dioksida sebanyak 23% di London dari 2012 hingga 2018. Layanan ride sharing ini juga menyumbang 12% dari traffic di London, walaupun kenyataannya yang terdaftar hanya 4% saja. Nah, studi juga menunjukkan bahwa daktanya driver taksol disana cenderung menggunakan mesin diesel untuk kendaraan mereka. Nah, T&E memberikan solusi berupa peralihan unit kendaraan taksol ke mobil ramah lingkungan.

Tentunya kondisi ini pasti berbeda dengan beberapa kota besar di Indonesia. Kalau menurut kalian bagaimana? Apakah kalian juga merasa Indonesia akan mengalami kondisi yang sama?

Hasil Studi : KlikDisini


Latin NCAP : Mitsubishi Triton Tanpa Airbag Dapat Bintang 0!

$
0
0

AutonetMagz.com – Kalian tentu tahu bahwa kini airbags menjadi sebuah standar untuk kendaraan yang dijual baru, dan tujuannya jelas untuk alasan keselamatan. Tapi, kalian juga perlu tahu, bahwa tak semua negara mewajibkan kendaraan baru untuk diperlengkapi dengan piranti tersebut, dan beberapa negara di Amerika latin pun melakukan hal tersebut. Alhasil, Mitsubishi pun memiliki produk yang tidak menggunakan airbags, dan hasil tes tabraknya pun memprihatinkan.

Di Latin NCAP, Mitsubishi Triton alias Mitsubishi L200 tanpa airbags ternyata meraih hasil yang buruk, yaitu bintang nol. Capaian tersebut berarti Mitsubishi Triton versi yang di-tes tabrak tidak aman sama sekali untuk penumpang dewasa, sedangkan untuk penumpang anak – anak, mobil ini masih meraih bintang 2. Sekjen Latin NCAP, Alejandro Furas menyebutkan bahwa hasil yang diraih oleh Mitsubishi Triton tanpa airbags tersebut termasuk mengerikan, khususnya bagi sebuah merk terkenal asal Jepang. Hasil ini juga disebutnya mengecewakan Latin NCAP dan juga konsumen di kawasan tersebut.

Sebagai perbandingan, Mitsubishi Triton untuk pasar Eropa memiliki 7 buah airbags dan juga ESC sebagai piranti keselamatan standar. Sedangkan di Indonesia, Mitsubishi Triton juga dibekali dengan 7 buah airbags untuk tipe – tipe tertinggi, dan 2 buah airbags untuk versi paling murah hingga menengah. Artinya, hasil yang dicapai Mitsubishi Triton Latin NCAP jelas tidak bisa disandingkan dengan Mitsubishi Triton versi Indonesia, namun cukup memberikan gambaran bagaimana capaian mobil ini jikalau tanpa airbags. Hasil ini juga memberikan gambaran bahwa airbags menjadi komponen yang penting dalam sisi safety.

Nah, fun fact lainnya, salah seorang salesman menyebutkan pada mystery shopper bahwa Mitsubishi Triton / Mitsubishi L200 tidak memerlukan airbags karena struktur bodynya yang kuat. Dan jelas pernyataan tersebut hanyalah pernyataan asal dari sang salesman, dan tidak merujuk pada pernyataan resmi Mitsubishi. Dari hasil tersebut, pihak Mitsubishi berkomitmen untuk meningkatkan standar keamanan di Mitsubishi Triton per bulan Februari 2020 mendatang dengan memberikan 2 buah airbags serta seatbelt sebagai standar di mobil yang laris manis tersebut.

Jadi, bagaimana menurut kalian? Yuk sampaikan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ini.

Sumber : CarScoops

Inden Jimny Di Indonesia Mengular, Di Jepang Sebaliknya

$
0
0

AutonetMagz.com – Sudah bukan rahasia lagi jikalau saat ini Suzuki Jimny menjadi mobil Suzuki yang indennya paling panjang, termasuk di Indonesia. Beberapa waktu lalu, kami sempat mengabarkan bahwa inden Suzuki Jimny sudah menembus 3 hingga 4 tahun, sebuah penantian yang tentunya tidak singkat. Nah, kabar terbaru, ternyata di beberapa daerah, inden dari Suzuki Jimny masih terus mengalir, dan kondisi ini menyebabkan indennya makin memanjang. Bahkan, diklaim sampai 10 tahun lamanya.

Yap, tentunya angka tersebut sudah diluar batas kewajaran, dan menariknya, masih ada yang rela menanti selama itu. Mengutip informasi via Kompas, Marketing Director 4W Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra menyebutkan bahwa sejatinya pihaknya sudah menginstruksikan pihak diler untuk menghentikan keran pemesanan Suzuki Jimny. Donny juga menyebutkan bahwa ada satu daerah yang indennya sudah menyentuh angka 7 hingga 10 tahun, dan daerah tersebut adalah Jakarta. Yap, konsumen Suzuki Jimny di Jakarta diperkirakan sudah ada 150 orang pemesan

Dan dengan jatah 50 unit untuk 53 cabang Suzuki di seluruh Indonesia, maka secara matamatis masa penantiannya mencapai 12 tahunan. Kondisi ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia saja, karena di Jepang masa tunggu dari Suzuki Jimny juga termasuk panjang. Mengutip informasi via CreativeTrend, masa tunggu dari Suzuki Jimny di Jepang saat ini cukup variatif, bisa 6 bulan hingga 1 tahun untuk varian standar. Sedangkan untuk varian khusus seperti warna favorit dan dual tone bisa 3 bulan lebih lama lagi. Sumber menyebutkan bahwa per bulan ini pemesanan sudah menurun, dan ada beberapa konsumen yang awalnya sudah memesan malah membatalkan pesanan.

Yap, menunggu jelas bukan aktivitas yang menyenangkan, walaupun penantian kadang bisa berbuah manis. Beberapa konsumen Suzuki Jimny di Jepang memilih membatalkan pemesanan mereka, dan nampaknya unit – unit tersebut menjadi buruan para diler Suzuki. Terdapat peningkatan pemesanan oleh diler yang nantinya akan digunakan sebagai unit display maupun unit test drive. Sumber menyebutkan bahwa pembatalan tersebut ditengarai oleh beberapa alasan, termasuk kebutuhan para konsumen akan sebuah mobil yang harus dipenuhi dalam waktu dekat. Oleh karenanya, membeli mobil dengan waktu inden yang lama tidaklah relevan lagi bagi mereka.

Nah, kalau menurut kalian bagaimana? Apakah ada diantara kalian yang ikut dalam antrian inden Suzuki Jimny di Indonesia? Kalau kami pribadi berharap ada peluang untuk SIS memproduksi lokal mobil ini sehingga antrian indennya bisa teratasi.

Nissan Juke & Teana Segera Discontinue di Jepang, Indonesia Juga?

$
0
0

AutonetMagz.com – Beberapa waktu lalu pihak Nissan sudah mengumumkan akan menghentikan penjualan dari mobil ikonik mereka, Nissan Cube per bulan Desember 2019 ini. Nah, kini beredar juga kabar mengenai 2 produk lain dari Nissan yang akan menyusul Nissan Cube di Jepang. Dan kedua mobil tersebut adalah Nissan Juke dan juga Nissan Teana. Kebetulan, keduanya juga dijual oleh pihak Nissan Motor Indonesia (NMI) di Tanah Air, jadi kita akan bahas pula eksistensi keduanya di Indonesia. Cekidot.

Jadi, mengutip informasi via BestCarWeb, Nissan Juke dan Nissan Teana akan mengikuti jejak dari Nissan Cube, yaitu dihentikan penjualannya. Sumber menyebutkan bahwa vonis mati untuk keduanya akan dilaksanakan di bulan ini, bersamaan dengan Nissan Cube. Untuk Nissan Juke sendiri sejatinya sudah ada suksesornya yaitu All New Nissan Juke yang sudah dirilis global beberapa bulan lalu. Namun, kabarnya All New Nissan Juke tidak akan menginjakkan ban di aspal Jepang karena akan ada punggawa baru untuk mengisi segmen crossover untuk pasar Asia Pasifik. Yap, punggawa baru itu adalah Nissan Kicks yang dalam waktu dekat ini akan diproduksi di Thailand.

Nissan Kicks sendiri kabarnya akan masuk ke pasar Jepang pada tahun 2020 mendatang, dan CBU dari Thailand. Sedangkan Nissan Teana juga akan senasib dengan Nissan Juke, hanya saja belum jelas siapa pengganti sedan medium ini. Mobil yang bagi beberapa orang bak Japanese E-Class ini memang sudah dukup berumur. Nissan Teana generasi L33 sudah diperkenalkan sejak 2013 silam, dan belum ada suksesornya. Di Indonesia sendiri, nama Nissan Juke masih ada di situs resmi NMI, sedangkan Nissan Teana sudah menghilang.

Dalam catatan wholesales Gaikindo nama Nissan Teana juga sudah tak ada, sedangkan Nissan Juke hanya mencatatkan angka 60 unit di tahun ini. Perombakkan ini sebenarnya bukanlah efek dari masalah yang didera oleh Nissan, namun karena umur dari line up produk Nissan yang bisa dikatakan cukup tua. FYI, beberapa mobil Nissan di Jepang kebanyakan berusia diatas 5 tahun secara generasi (Bukan Facelift). Sebut saja Nissan X-Trail, Nissan Elgrand, Nissan March, Nissan Cube, Nissan Juke, dan Nissan Teana. Beberapa produk yang terbilang lebih fresh, adalah Nissan Serena, Nissan Dayz, Nissan Note, dan Nissan Leaf. Kombinasi 4 mobil tersebut menyumbang 70% penjualan total Nissan di Jepang.

Nah, jadi bisa dikatakan bahwa Nissan sendiri kini sedang berusaha memperbaharui line up mereka dengan menyuntik mati produk yang sudah uzur. Kalau menurut kalian bagaimana?

Porsche Kembangkan Crossover Dengan 4 Motor Listrik

$
0
0

AutonetMagz.com – Hadirnya Porsche Taycan membuka gerbang elektrifikasi ke dalam Pabrikan asal Jerman ini. Masuknya Porsche Taycan ke dalam line up Porsche juga memberikan kesempatan bagi model lain Porsche untuk menggunakan teknologi yang sama ataupun setidaknya mirip. Dan kemungkinan tersebut terjawab dengan munculnya kabar mengenai sedang diujinya sebuah crossover listrik yang menggunakan 4 buah motor listrik, lebih banyak 2 buah dibandingkan dengan Porsche Taycan sekalipun. Mari kita bahas.

Mengutip dari rilis resmi, pihak Porsche memang belum memberikan informasi resmi mengenai spesifikasi crossover listrik mereka tersebut. Namun, mereka mengiyakan bahwa produk tersebut sedang dikembangkan. Bahkan, Porsche juga menyebutkan bahwa mobil tersebut nantinya akan menggunakan innovative torque control system hasil pengembangan dari Porsche Engineering. Nah, salah satuperwakilan dari Porsche Engineering, yaitu Ulf Hintze menyebutkan bahwa penerapan 4 buah motor listrik di sebuah Porsche jauh lebih rumit dibandingkan dengan mobil biasa yang menggunakan 1 buah mesin.

Teaser Crossover Listrik Porsche

Hintze menyebutkan bahwa aplikasi teknologi seperti ini bak memberikan pedal gas sendiri – sendiri pada keempat roda mobil. Nah, tantangan lainnya yang diberikan Porsche pada para engineers mereka adalah larangan untuk menanamkan sensor tambahan dalam bentuk apapun pada mobil tersebut. Artinya, pihak Porsche Engineering harus membuat sebuah perangkat lunak yang mampu untuk membentuk sinergi dari keempat motor listrik tersebut, serta mampu beradaptasi pada perubahan kondisi yang terjadi di jalan.

Oleh karenanya, pihak Porsche Engineering sampai membentuk tim khusus untuk melakukan observasi pada kondisi mengemudi yang beragam. Perangkat lunak ini nantinya akan melakukan intervensi pada saat mobil berakselerasi ataupun saat mengerem sehingga gejala understeer ataupun oversteer bisa diminimalkan dan mobil tetap melaju on track. Hintze sendiri memberikan analogi bahwa perangkat lunak ini akan membuat crossover listrik Porsche bak melaju di atas rel, alias treknya pasti – pasti. Perangkat lunak ini juga kabarnya akan menjadi standar bagi beberapa mobil listrik produksi Porsche di masa depan.

Jadi, kita nantikan saja hingga kemunculan produk ini, namun yang jelas pihak Porsche dengan percaya diri mengklaim bahwa mobil listrik dengan 4 buah motor listrik akan segera memancarkan aura eksotisnya. Menarique. Bagaimana menurut kalian?

MV Agusta Siapkan Mocil Untuk Pasar ASEAN & India

$
0
0

AutonetMagz.com – Jika kita klasifikasikan kendaraan roda dua yang dijual di kawasan ASEAN, termasuk di Indonesia, maka sebenarnya ada 2 kategori besar yang kita kenali. Pertama adalah Mocil alias Motor Kecil , dan Moge alias Motor Gede. Oke, klasifikasi ini jelas cukup personal dan selalu bisa dijadikan bahan debat, terutama jika sudah mendetail ke urusan spesifikasi. Namun kalian tentu setuju jikalau kami menyebut nama MV Agusta, maka yang langsung muncul di benak kalian adalah sebuah Moge yang cantik, bukannya mocil. Iya kan?

Tetapi, ada sebuah kabar menarik yang muncul beberapa waktu terakhir ini. MV Agusta yang selama ini masuk dalam jajaran pabrikan roda dua elit dengan motor kentjang nan cantik tersebut mulai terpikat dengan segmen motor berkubikasi kecil. Kabarnya, MV Agusta sedang mengerjakan motor – motor baru dengan range kubikasi antara 350cc hingga 500cc. Oke, mungkin bagi publik Indonesia angka tersebut sudah merujuk pada Moge, tapi sebenarnya tidak juga kalau kita melihat dari sisi spesifikasi. Mengutip informasi via Asphalt&Rubber, CEO dari MV Agusta yaitu Timur Sardarov telah mengkonfirmasi informasi mengenai motor 350cc hingga 500cc dari MV Agusta.

Nah, ide pertama yang muncul adalah menelurkan sebuah motor berkubikasi 350cc dengan model mesin 2 silinder. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada varian dengan kubikasi yang lebih kecil dari angka tersebut. MV Agusta sendiri masih akan terus berada di posisi sebagai pabrikan motor premium, namun disaat yang bersamaan ingin mendekatkan diri kepada konsumen di kawasan ASEAN dan India. Seperti yang kita ketahui bersama, konsumen di kawasan ini, termasuk Indonesia, cukup menggemari motor berkubikasi 250cc dan 300cc. Dan nampaknya peluang ini tidak akan disia-siakan oleh MV Agusta.

Salah satu modal berharga MV Agusta adalah jalinan kerjasama yang baru dibangun dengan mitra asal China. Loncin Motor Company telah setuju untuk menjalin kerjasama dengan MV Agusta guna mempermudah akses dari pabrikan asal Italia tersebut ke segmen 350cc hingga 500cc. Perjanjian antara MV Agusta dan Loncin sendiri memberikan tugas bagi MV Agusta untuk mengembangkan dan mendesain motor tersebut, sebelum nantinya Loncin yang akan bertugas untuk memproduksi dan juga mendistribusikan motor – motor MV Agusta tersebut ke pasar Asia.

Langkah seperti ini sejatinya bukan hanya dilakukan oleh MV Agusta, karena Harley Davidson pun juga sudah mengutarakan niat serupa beberapa waktu lalu. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?

Viewing all 12415 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>